ISQ
atau in station quality berarti di setiap operasi kerja harus
bertanggungjawab terhadap kualitas produk yang dihasilkannya,
ISQ dapat mencegah produk yang tidak sesuai dengan
standard lolos, karena dalam praktiknya setiap karyawan dalam
suatu stasiun kerja harus memastikan kualitas produk yang dihasilkan
sudah bagus. Seperti : Operator jahitan sol mengecek hasil jahitan sol sepatu yang dibuat
sesuai dengan standard kualitas yang sudah ditetapkan oleh buyer.
Kualitas adalah apapun yang dianggap pelanggan sebagai mutu, Gerson
(2004 :45). Brand terkenal dunia seperti (Nike, adidas,
Toyota, Samsung) sangat konsen untuk membuat barang yang berkualitas
dalam setiap produknya.
Mereka sangat menyadari jika pembeli tidak melihat harga (mahal atau
murah) sebagai indikator utama, tapi yang mereka (pembeli) cari adalah
produk-produk yang berkualitas, sehingga produk memiliki harga yang
mahal pun jika memang berkualitas tidak ada halangan orang membeli
produknya.
Produk berkualitas harus membutuhkan sistem yang bisa mengatur agar
kualitas dapat dicapai secara continue, dalam
Lean Manufacturing Systems
banyak tools yang digunakan untuk mengendalikan
kualitas.
Salah satu tool dalam
Lean
adalah ISQ (In Station Quality), pada praktiknya
ISQ melibatkan semua karyawan untuk bisa menjalankan, menerapkan,
dan mengendalikan secara konsisten.
Dengan begitu karyawan dituntut untuk bisa mengerti kualitas dan juga
berperan sebagai Quality Control.
Program ISQ tidak akan berhasil jika karyawan tidak benar-benar
konsisten dan komitmen untuk menjalankan sistem sebagimana mestinya,
untuk memastikan ISQ dapat berjalan secara konsisten maka
Leader/Supervisor
harus melakukan kontrol secara berkala, dengan cara melakukan
audit.
Audit semakin rutin dilakukan semakin baik, karena dengan begitu
program ISQ dapat di monitoring dengan baik, bagaimana
implementasinya, apa saja kendala-kendalanya dan hasilnya seperti apa.
Tujuan dari audit ISQ adalah untuk menjaga agar prosedur
ISQ tetap dijalankan secara konsisten oleh operator sehingga
target RFT dapat dicapai. RFT adalah singkatan dari
Right First Time yang artinya persentase perolehan output
produk bagus (good) tanpa adanya produk cacat (reject).
Produk cacat merupakan
pemborosan
dan salah satu penyebab hasil atau target tidak tercapai, karena produk
cacat akan menyebabkan pengerjaan berulang dan menambah waktu kerja
sehingga tidak memiliki nilai tambah dalam proses produksi.
Banyak cara untuk agar RFT yang didapat tinggi dan
ISQ merupakan salah satu cara untuk memperoleh kualitas dan
produktivitas yang tinggi.
ISQ bukan alat untuk menjamin kualitas tapi lebih merupakan cara
untuk mendeteksi kelainan barang (cacat) secara dini agar barang
tersebut tidak diteruskan ke proses berikutnya, sehingga proses dan
waktu rework produk tidak terlalu lama.
ISQ hanya melakukan proses cek hasil produksi secara konsisten
di setiap piece produk, dan tidak harus membutuhkan
kualifikasi/skill lebih maupun tambahan orang untuk mengecek
kualitas barang, sehingga program ISQ sangat efektif dan lebih
efisien untuk menjaga kualitas produk.
Konsep dalam ISQ cek kualitas merupakan tanggungjawab
masing-maing operator, tidak ada
chief, supervisor, leader, QC maupun karyawan lainnya dalam
mengecek kualitas.
Program ISQ bukan tanpa kendala, di setiap program maupun sistem
yang melibatkan orang per orangan pasti akan ada banyak kendala, mulai
dari manajemen tidak support, partisipasi rendah dan tidak
konsisten dalam menjalankan program dan banyak lagi kendala-kendala
lainnya.
Tapi disitulah tantangan sesungguhnya, bagaimana cara agar program
dapat berjalan meski banyak kendala dimana-mana.
nice info banget sangat membantu
BalasHapusbratwurst