SERAT, BENANG DAN KAIN



Serat, Benang dan Kain 
1.) Serat
  Tekstil dibangun dari berbagai jenis serat. Serat digunakan untuk membuat benang dan berbagai barang tekstil. Serat yang biasa dipakai berasal dari bahan yang berlainan, oleh sebab itu serat digolongkan menurut asalnya:
Serat yang berasal dari tumbuhan;
Serat yang berasal dari binatang; 
Serat yang berasal dari mineral;
Serat buatan.
Semua serat buatan yang menunjukkan sifat yang sama dengan bahan dasarnya digolongkan sebagai serat sintetik seperti nilon, orlon, dacron, perlon dan sebagainya.

A.  Serat yang berasal dari tumbuhan
Serat dari buah kapas (cotton):
Serat yang berasal dari buah seperti kapuk, kelapa;
Serat yang berasal dari kulit batang seperti vlas (linen), hennep (rami) dan jute (goni).
Sifat dari serat pada butir biasanya kuat, mempunyai kilau, tetapi kalau
dipintal menjadi benang, sifat benangnya tidak rata. 

Di Indonesia juga terkenal serat lainnya seperti serat sisal atau manila hennep yang berasal dari daun tumbuhan biasanya dijadikan tali atau juga karung.

Juga ada serat dari pohon aren yang disebut ijuk yang berwarna hitam dan kaku dipakai untuk pembuatan tali atau sapu. Serat kelapa dipakai untuk membuat tali, untuk membuat permadani dan sebagainya.

1.) Kapas
Negara yang mengasilkan kapas secara besar besaran  ialah USA, Mesir, dan India.  Penanaman kapas di perkebunan dimulai dengan penaburan biji. Setelah 3-5 hari tanaman mulai bersemi dan setelah 3 bulan tinggi tanaman lebih kurang 120 cm. Bunga berwarna putih sampai kuning muda menampakkan diri setelah pembuahan akan berwarna kemerahan dan setelah 2-3 hari bunganya berguguran. 

Selanjutnya yang tertinggal adalah sebuah putik (bakal buah ) dan setelah beberapa bulan putik ini menjadi masak. Buah masak terdiri atas 4 atau 5 bagian, didalam tiap bagian terdapat  7 - 9  biji dan tiap biji diliputi oleh serat (pluis).

Pemetikan  buah  kapas harus tepat pada waktu, jangan terlampau cepat (belum masak) atau terlampau lambat (masak sekali). Setelah pemetikan buah kapas dikeringkan dan dibersihkan. 
Serat kapas dipisahkan dari bijinya, tetapi masih ada serat pendek yang terdapat atau menempel pada biji tersebut. 

Serat pendek ini dinamakan linters dan karena pendeknya hanya digunakan dalam perusahaan bahan peledak, sutera tiruan dan cat sellulosa. Biji yang tertinggal (linters sudah diambil) dapat ditekan untuk memperolah minyak kapas. 

Panjang serat kapas antara 17- 40 mm dan serat ini  baik sekali untuk dibuat benang, karena seratnya agak kusut dan jika  dilihat dibawah mikroskop bentuknya berpilin dan ini menyebabkan serat setelah dipintal menjadi benang tidak melesat, sehingga diperoleh benang yang kuat.

Perbandingan serat kapas dengan serat kapuk, maka  yang mecolok adalah :
  • Serat kapas lebih panjang dari serat kapuk
  • Serabut kapas lebih kuat dari serabut kapuk
  • Kalau dilihat dibawah mikroskop dapat diketahui apa sebab serabut kapuk itu kurang kuat.
  • Serabut kapuk ini mempunyai ruang yang berisi udara. 
Oleh sebab serabut ini berlobang, berisi hawa dan ringan, maka baik sekali dipakai untuk membuat pelampung. Oleh sebab serat kapuk berlobang dan licin dan pendek, maka serabut ini tidak baik untuk dijadikan benang. Termasuk serat kulit  : linen, hennep, jute dan rami.

2.) Linnen
Linnen adalah serat kulit dari tumbuhan vlas. tumbuhan ini berbatang tipis.  Selain serat diperoleh pula biji vlas. Dari biji vlas dipres akan diperoleh minyak yang lekas mengering dipakai dalam perusahan cat. Tumbuhan vlas dapat ditemukan di Argentina, Brasilia, Belgia, Prancis,  Jerman dan Rusia. Panjang serat linnen melebihi panjang serat kapas, yaitu antara 40 – 70 mm.

3.) Hennep 
Hennep juga serat kulit dari tumbuhan hennep yang batangnya serupa vlas juga; setelah dicabut, dijemur untuk melepaskan kulitnya, kemudian digaruk sehingga serabutnya lepas.  Serat hennep lebih kuat  dari serat linnen dan juga lebih kaku untuk ditenun sebagai tekstil, keistimewaan serat ini dapat menahan air. Serat hennep dipakai untuk membuat : 
- Tali-temali;
- Saluran air untuk pompa kebakaran;
- kain tebal yang disebut kanvas atau kain terpal. 
Kalau serat ini ditenun untuk pakaian, maka serat hennep ini dipakai untuk benang lusi yaitu benang yang membujur, sedangkan untuk benang pakan dipakai serat kapas atau linnen.

4.) Jute
Jute disebut juga goni adalah tumbuhan yang ditanam secara besar-besaran dihasilkan di Bangladesh. Serat ini termasuk serat kulit dan pohon 3-4 meter tingginya.  Kalau diperiksa terdapat perbedaan besar antara serat hennep dan serat jute, sebab jute tetap menimbulkan serat kecil, sedangkan benang hennep tidak.  Benang jute mengandung banyak bagian dari kayu, oleh sebab itu tenunan jute mudah diketahui.
Serat jute dipakai untuk:
- Membuat benang jute untuk menjahit karung goni ;
- Membuat karung goni;
- Membuat karung, bahan pembalut pipa besi, ban auto dan sebagainya;
- Membuat tenunan untuk pakaian, tetapi hanya untuk benang pakan seperti tenunan “tussor”.

5.) Rami
Serat ini berasal dari Cina, Jepang, Jerman Timur dan tinggi batang sampai 2 meter.  Serat rami juga diperoleh dari kulit dan terkenal sebagai serat tumbuhan terkuat (4 kali lebih kuat dari Linnen).  Rami dipakai sebagai tali Rami dan juga untuk membuat kaos lampu. Untuk menggelantang serabut tumbuhan hampir selalu dipakai gas khlor, tetapi dapat juga dipakai H2 O2. Semua serat tersebut diatas yaitu Linnen, Hennep, Jute, Rami terkenal sebagai serat terkuat, tetapi kaku.

6.) Manila Hannep atau abaca
Serat ini diperoleh dari pelepah daun atau kulit pohon musa textiles, suatu tanaman yang sekeluarga dengan pohon pisang.  Manila hennep terutama dihasilkan di Philipina, juga di Sumatera.Nama lain adalah abaca terutama digunakan untuk membuat tali manila/tali kapal, karena jika masih baru terapung dipermukaan air dan tidak lekas dimakan air laut.

7.) Sisal Hennep atau Sisal
Serat daun ini berwarna putih kekuningan,  berkilauan dan rata, agak tegang dan kurang kuat dibandingkan dengan Manila Hennep. Tanamanya terkenal karena berduri, bentuk dauan seperti anak  panah dan tebal serta dari suatu jenis Agave.   Serat sisal digunakan untuk membuat tali, sikat dan karung.

8.) Nanas
Rupanya seperti sisal, perbedaannya serabut nanas agak berkilauan oleh karena itu  tenunan dari sutera tiruan yang berkilauan disebut kain nanas.

8.) Rosella

Banyak terdapat di malang. Tumbuhan ini berbatang kurus dan serabutnya masih dalam penelitian / penyelidikan, jika dapat diperbaiki maka serabut ini dapat bersaing dengan serabut jute untuk menghemat jute. Perbedaan antara tali dengan benang ialah:
- Ambil sebatang pensil, diukur sepanjang 1 cm tepat, barang digulungkan pada pensil sampai penuh sepanjang satu cm itu. Jika jumlah lilitan itu tidak lebih dari 20 disebut tali dan jika lebih dari 20 disebut benang.

9.) Wool
Yang disebut wol ialah rambut yang keriting / bergelombang (sedikit atau banyak) dari binatang berkaki empat, terutama dari  domba Kambing dapat menghasilakan wol, misalnya kambing Angora menghasilkan Mohair : jenis kambing yang menghasilkan wol adalah kambing Kashmir dan kambing Tibet.
Kelinci juga dapat menghasilkan wol, begitu pula unta pada bagian perutnya (pada bagian lain menghasilkan bulu). 
Jenis wol yang lain, misalnya wol merino dan wol cheviot. 

Wol dari domba dicukur dan dibersihkan dengan menggunakan bahan kimia. Sebagai hasil tambahan diperoleh gemuk yang disebut “lanoline” yang baik dipakai merawat muka, banyak digunakan dalam sabun mandi, minyak rambut, dan sebagainya.

Rambut domba keriting, maka untuk menetapkan panjangnya serabut ini harus diluruskan dan panjangnya lebih kurang 3 -30 cm. Sifat wol akan nyata, jika di  lihat dalam mikroskop, serat itu mengandung sisik. Oleh karena itu tenunan wol kasar.
Sifat wol:
- Kasar (wol merino halus)
- Tidak begitu berkilauan
- Kalau ditarik kuat, tetapi elastis, oleh karena  itu tenunan wol tidak lekas kusut.
- Kalau dibakar baunya seperti bulu ayam dan hasil bakaran meninggalkan bundaran arang yang rapuh.
- Kalu tenunan wol di remas dengan tangan akan lekas kembali ke bentuk semula (elastis).

10.) Sutera
Sutera dibuat dari ulat dan secara besar-besaran dipelihara di Jepang, Tiongkok Prancis, dan sebagainya. Keluarga ulat yang terkenal ialah “Bombyx Mori”. Makanannya yakni daun murbai. Setelah ulatnya mulai dewasa ia membuat serat yang keluar dari mulutnya. Pembalut ini disebut kepompong dalam kepompong ulat akan menjadi kupu-kupu. Tetapi jika menunggu sampai kupu-kupunya keluar adalah  tidak baik , karena kokonnya akan rusak dan oleh karena itu diawasi  dengan teliti saat keluarnaya kupu-kupu, kokon  dimasukkan dalam air mendidih.
Serat yang dapat diuraikan dari kokon lebih kurang 3.600 meter, tetapi tidak semua dapat digunakan untuk membuat tenunan, hanya kira kira 600-700 meter dari tengah tengah yang dapat dipakai. Tentu serat  yang diperoleh dari kepompong masih mengandung bahan perekat dan dibersihkan dulu sebelum di tenun.
Sifat serat sutera:
Panjang
Licin
Berkilauan
Elastis (karena itu tenunan sutera tidak kusut)
Kuat 
Bila dibakar, menimbulkan bundaran arang yang rapuh dan baunya seperti bulu ayam yang dibakar.
Tenunan sutera mudah di ketahui karena berkilauan, licin dan elastis.

 B.  Serat Setengah  Sintetik
Serat setengah sintetik atau disebut serat tiruan ialah serat yang bahan dasarnya dapat dijumpai kembali, kalau seratnya diperiksa. Dalam golongan serat ini termasuk sutera tiruan dan wol buatan, yaitu wol dibuat dari kasein berasal dari susu dan disebut lanital. 

Dalam tahun 1935 seorang Italia (Fretti) menemukan, bahwa kasein yang berada dalam susu mudah di endapkan dengan memakai HNO3 dan HCL encer. 

Hal ini disebut “tekstil kasein” dan dapat dipakai  untuk membuat serat untuk meniru wol dan hasilnya disebut lanital.  Tentu di negara lain cara ini dicoba juga, tetapi hasilnya di sebut dengan nama lain  misalnya di Amerika serikat di sebut Avato, di Nederland  Engkasa  dan Italia di sebut Fibrolane.

Sifat  serat ini berlainan dengan wol tulen:
-Pada mikroskop tidak terdapat sisik-sisik.
-Sukar dijadikan kempa.
-Jika dibuat pakaian tidak begitu panas.
-Dalam uji bakar wol susu ini tidak berbau seperti bulu ayam yang dibakar, walaupun terbakarnya lebih cepat dari biasa. Sekurang wol tiruan ini jarang dipakai, karena pembuatannya mahal dan gunanya hampir tidak ada. Persamaannya dengan wol jika dibakar meninggalkan bundaran arang yang rapuh.    

Sutera Tiruan
Cara pembuatan :
Dalam tahun 1884 seorang Perancis bernama de Chardonnet telah meneliti, jika kapas (cellulose) di campur dengan asam sendawa( NHO3) yang dibubuhi H2SO2  (asam belerang) akan sedikit meleleh dan hasilnya disebut nitrosellulosa. 

Sebagai bahan dasar dipakai serat yang melekat pada biji kapas (linters). Jika nitrosellulosa dicampur dengan campuran C2H5OH (alcohol) dan eter, bahannya meleleh dapat di tekan lewat lobang  kecil. Larutan ini disebut collodium. Untuk memadatkan seratnya cukup serat ini di rendam dalam air saja. 

Sekarang seratnya menjadi padat dan dapat dipakai untuk benang, tenunan, dan sebagainya. Cara ini sekarang tidak dipakai lagi, karena mahal dan tenunan ini berbahaya (lekas terbakar). 

Sutera asetat dalam keadaan asli mudah dikenal karena : Berbau cuka :
Kilatnya yang tidak menyolok : Seratnya elastis, karena itu pakaian dari sutera asetat tidak lekas kusut dan sekarang sifat  diperbaiki, sehingga sutera asetat diperdagangkan sebagai tenunan “anti crease”. 

Kelemahan sutera tiruan asetat ini ialah tidak tahan panas. Jadi selalu harus diawasi setrikaan tidak boleh lebih dari 75 derajat Celcius :  jika terlampau panas, tenunan akan meleleh dan berlubang. Keistimewaan  sutera tiruan asetat selain elastis juga larut dalam aceton.  

Sifat ini menguntungkan dalam pemeriksaan Petugas Bea dan Cukai, karena sutera asetat sering ditenun dengan nylon dan sering juga sukar dengan cara sederhana untuk mengetahui benang yang mana nylon dan benang yang mana sutera asetat, karena dengan uji bakar kedua benang itu meleleh dan menimbulkan benda bundar yang keras. Jika tenunan ini dicelup dalam aseton, mudah diketahui serabut mana yang nilon, karena nilon tidak larut dalam aceton  Selain sutera asli dari “Bombyx Mori”, ada juga sutera liar dari ulat yang bernama tussah. Suteranya kuning dan tidak rata dan yang terkenal sebagai sutra tussah adalah shantung dan fuji.

C.  Serat Sintetik
Serat sintetik ialah : serat buatan yang bahan dasarnya tidak  dapat diketahui kembali. Misalnya serat nilon yang diperoleh sejak 1938, dibuat dari ter.
Sifat :
-Tidak mempunyai kilat;
-Sangat kuat dan sampai kini belum ada serat yang lebih kuat dari nilon ;
-Licin seperti sutera asli /tiruan.
-Jika dibakar timbul gumpalan bundar yang keras meleleh dan baunya tidak dapat ditentukan (baunya kurang enak). 

Serat nilon mempunyai sifat yang kurang baik, yakni tidak dapat menghisap air, oleh karena itu pakaian dibuat dari nilon panas, karena tidak dapat menghisap keringat. Dalam laboratorium kimia serat  sintetik  bermacam nama seperti : orlon, perlon, Dacron, dan sebagainya. Serat belakangan ini termasuk dalam bagian serat plastik dan selain dipakai untuk membuat tenunan pakaian dipakai juga sebagai pelapis tempat duduk, kursi, bangku mobil dan sebagainya.
Sifat dari serat ini ialah bahan dasarnya tidak dapat dijumpai kembali dan jika dipanasi atau  dibakar meleleh.

2.)   Benang
Jenis Benang
Benang tunggal (single yarn) adalah produk yang dihasilkan oleh mesin pintal dengan jalan memintal serat-serat tekstil yang pendek atau benang satu filamen.  Benang gintir (multiple yarn) adalah benang yang dibuat dari dua atau lebih benang tunggal yang dipintal bersama yaitu bagian pertama menunjukan perincian kontruksi benang tunggalnya, sedang yang kedua menunjukan banyaknya  helai benang yang digintir, arah twist gintir dan jumlah twist gintir.

Contoh  : Benang kapas : 24 : Z. 15/2:S.8  tpi.

Benang kepang (cable yarn) adalah benang yang diperoleh dengan memintal paling sedikit dua benang gintir atau memintal satu atau lebih benang gintir dengan satu atau lebih benang tunggal.

Benang rangkap
Benang rangkap ialah benang yang terdiri dari dua benang tunggal atau lebih yang dirangkap menjadi satu

A. Benang tekstur
Karakteristik
- Fabric covernya lebih baik
- Peganganya spongi dan springi
- Ketahanan bentuk lebih baik
- Peganganya rua/bulky
- Memiliki sifat stretch dan elengation recovery
- Lebih lembut dibanding dengan benang bukan tekstur
- Ketahanan gosok dan kekuatan lebih tinggi
- Tidak mudah slip
- Daya serap meningkat
- Dimensi tampak lebih besar,dengan struktur yang rua dan tebal.

B. Core spun yarn
Benang Corespun adalah kombinasi dari serat stapel dan filamen. Benang corespun yang paling umum digunakan memiliki konstruksi multi lapis, dengan setiap lapis terdiri dari inti filamen poliester dengan katun atau serat polyester yang membungkus inti. 

Struktur benang ini mempengaruhi kekuatan poliester filamen dan kemampuan jahit bungkus katun atau serat poliester. Benang corespun umumnya digunakan untuk menjahit kecepatan tinggi berbagai jenis pakaian, terutama jenis pakaian yang membutuhkan kekuatan jahitan tinggi.

C. Benang strech
Karakteristik :
-  Memiliki sifat elastis dan rua
-  Elastisitas tinggi dan cepat kembali ke bentuk semula
-  Memberikan sifat elastisitas yang tinggi pada kainya
-  Daya recover-nya baik sekali
-  Dibuat dari pegangan lembut atau kasar.

D. Benang tali
Untuk benang tali perinciannya terdiri dari tiga bagian , yaitu bagian pertama dan kedua menunjukan kontruksi benang tunggal dan gintirnya sedang bagian ketiga menunjukan banyaknya helai benang gintir yang dibuat tali, arah twist tali dan jumlah twist tali.
Contoh  : Benang kapas   24 : S. 20/ 5 :Z . 18/3 :S . 14 tpi (twist per inchi) Benang yang diberi nomor secara langsung  :
Tanda ( / ) diganti dengan tanda ( X ), misalnya benang rayon tiga helai dengan nomor D 100 digintir, maka kontruksinya  :
100  D : Z . 18X3.
Tanda ( : ) untuk memisahkan benang dengan arah twist.
Menurut Panjang benang di bagi menjadi: Benang  Stapel (spun),Benang Filamen.
     
E. Benang spun
Karakteristik Benang Spun
Panjang serat stapelnya bervasriasi
Diameter benang lebih besar dibandingkan dengan benang-benag filamen
Permukaan benang berbulu
Jumlah serat per penanampang bervariasi
Permukaan benang tidak rata
Pada umumnya memiliki twist yang tinggi
Serat-serat terlepas ketika twist benang dibuka
Kenampakan tidak mengkilap
Rasa pegangan kasar
Memiliki kenampakan tekstur alamiah lebih rua
Fabric cover lebih baik
Sering timbul pilling (terurai)

F. Carded Yarn
Cotton carded tidak melewati proses combing sehingga masih ada serat pendek dan gumpalan pada benang  dan menyebabkain kain sedikit lebih kasar.
Tersusun dari serat-serat pendek
Menghasilkan benang yang tidak rata dan kasar
Strukktur kain yang dibentuknya kasar dan jarang

G. Combed Yarn 
Combed yarn adalah benang kapas dimana pada saat pemintalaannya/ spinning
menggunakan mesin tambahan yang disebut dengan mesin  combing yang
gunanya untuk membuang serat-serat pendek dan gumpalan pada benang,
sehingga benang lebih halus dan rata.
- Tersusun dari serat-serat panjang
- Menghasilkan benang yang rata dan halus
- Struktur benang yang dibentuknya rapat
- Menghasilkan kain yang halus dan lembut

H. Woolen Yarn
- Dibuat dari benang carded wool
- Benangnya berbulu
- Menghasilkan benang yang tidak rata dan kasar
- Benangya tebal dan bulky
- Peganganya spongi dan springi
- Efek terhadap nyaman kain kurang jelas
- Memberikan karakter insulasi dan rasa hangat pada kain
- Tahan kerut
- Tidak dapat mejaga lipatan yang dikehendaki

I. Worsted woll
Terbuat dari benang combed wool.
- Lembut.
- Benangnya rata.
- Twist-nya kuat.
- Dapat dibuat dari mulai yang halus sampai yang kasar.
- Efek terhadap nyaman kain jelas.
- Tidak memberikan karakter insulasi dan rasa hangat pada kain.
- Menjaga lipatan tyang dikendaki

J. Benang filamen
Karakteriistik
- Seratnya lebih halus dan lembut
- Diameter benangnya lebih rata
- Kenampakan berkilau
- Lebih lembut dan mudah di puntir
- Memiliki diameter yang lebih kecil sampai besar
- Twist benangya mudah lepas
-Monofilamenya tidak terputus ketika puntiranya dibuka.

Benang yang dikilapkan (polished or glazed yarn) adalah benang yang dibuat megkilap dengan mengerjakannya dalam bahan alami, misalnya malam (wax) dan parafin, atau bahan sintetik, seperti acrylic resin.  
Perbedaan antara benang dan tali tidak diatur dalam suatu ketentuan, sehingga sulit untuk didefinisikan. Namun Petugas Bea dan Cukai sejak jaman dahulu mengadakan ketentuan sendiri seperti berikut: 

-Ambil sebatang pensil yang bundar, dari ujungnya  dalam keadaan utuh diukur 
sepanjang cm.
Barang yang hendak ditentukan tersebut dililitkan pada pensil tadi dengan rapat pada ukuran 1 cm. 

-Kemudian dihitung lilitannya, jika jumlah lilitannya kurang dari 20 hasilnya ialah tali dan
jika lebih dari 20 namanya benang .  

Benang banyak jenisnya menurut bahan dasarnya, seperti dari kapas yang dikilaukan (merceriser), dari linen, hennep, jute,  rami, wol, sutera asli, sutera tiruan, wol buatan, gelas, nylon, plastik, dan sebagainya. 

Dengan kapas yang dimerceriseer diartikan, kapas yang dijadikan benang dulu dan belakangan dalam keadaan tegang dicelup dalam NaOH. Kemudian dikeluarkan lagi, dicuci dan sesudah ini dikeringkan. 

Benang ini ditenun, berkilat bagus dan tenunan ini disebut “mercerized”, karena orang inggris yang mendapatkan cara ini adalah John Mercer (1881). Selain keuntungan yang diperoleh dari kilatannya, benang kapas yang dimerceriseer mudah dicat, jadi dapat menghemat cat. Benang kapas yang berkilau ini (mercerised), meskipun dicuci beberapa kali kilaunya tidak hilang. 

Benang yang terkenal dari kapas yang  dimerceriseer ialah benang yang dikeluarkan oleh DMC (Dolfus Meig & Co). 
Cara membuat benang mula-mula serat disusun, lalu dipintal menjadi sumbu. Kemudian jalur direnggangkan sehingga lebih halus dan sejajar letaknya, sumbu perlahan dipilin sedikit hingga seratnya sulit lepas . 

Lalu benangnya ditarik dan terus diputar sesuai tebal yang dikehendaki. Pengolahan ini dilakukan dengan alat benang kencang atau longgar,  hal ini tergantung pada tujuannya. Benang tenun yang terkenal hanya terdiri dari satu benang saja diperoleh dari serat  yang diputar namanya Mulo Twist (pilinan tidak kencang).  

Jika benang dipakai sebagai benang jahit maka pemintalannya kencang, biasanya untuk terpal (canvas) benang terdiri dari dua atau lebih disering. Barang yang disering diperoleh dengan memilin dua benang atau lebih. Benang selalu disediakan dalam keadaan  halus, sedang dan tebal.

Untuk mengetahui mana benang yang halus, sedang , atau tebal harus dilihat nomor yang dicatat atas etiketnya, lebih tinggi nomornya lebih halus benangnya, lebih rendah nomornya lebih tebal benangnaya.

Pemeriksaan benang
Dalam pemeriksaan barang harus dilakukan :
- Benang itu diletakkan di atas tangan .
- Tetapkan mengkilat, licin, rata,  atau tidak
- Benang itu di lepaskan dengan putaran kanan atau kiri dan jika serabutnya lepas, tekanlah serabut itu pada kuku dari ibu jari. Dalam hal ini kilatnya timbul atau tidak
- Benang diputuskan hingga diperoleh dua ujungnya. Ujung benang kapas yang diputuskan menyerupai runcing pensil, jika serat kulit menyerupai sapu lidi dan sutera tiruan.
- Ujung ini perlahan dibakar sehingga diperoleh hasil pembakaran. Jika serat kapas berbau kertas, jika serat wol berbau bulu ayam yang dibakar, jika serat tiruan berbau kertas (mudah dan berbau seperti bulu ayam yang dibakar, nilon meleleh (tidak terbakar) 

3.)   Kain
Penamaan Kain Tekstil
Kain tekstil dapat digolongkan dalam dua golongan besar, yaitu  :
-    Kain yang dibuat dari benang / filament
-    Kain yang dibuat tanpa benang.

Kain yang dibuat dari benang/filament, membuatnya  :
-  Kain tenun yang dibuat dengan mesin tenun, dengan jalan menyilangkan kelompok benang yang satu terhadap benang yang lain ( benang lusi dan benang pakan ).

-  Kain rajut yang dibuat dengan mesin rajut, dengan jalan menjeratkan benang yang satu dengan yang lain atau pada benang  itu send (diklasifikasikan dalam bab 60).
Kain yang dibuat tanpa benang, membuatnya  :
-   Kain felt yang dibuat dengan pengempaan.

Kain Tenun
Kain tenun diperoleh dari benang lusi (lungsin) dan benang pakan yang saling menyilang tegak lurus satu sama lain. Benang lusi terdiri atas benang yang banyak jumlahnya yang menjurus sejajar, sedangkan benang pakan terdiri atas satu benang yang panjang berjalan kian kemari dan di pinggir kain membentuk mutu tenunan. 

Kain tenun yang dimaksud tidak dikelantan (unbleached), dikelantang (bleached), dicelup (dyed), ditenun dengan benang yang warnanya bermacam-macam (yarn dyed), dikilaukan (mercerized glazed), dan sebagainya.
Kain tenun dalam cara pembuatannya dikenal tiga cara silang utama, yaitu:
- Silang polos (Plain weave)
- Silang keper (twill weave)
- Silang satin (saten weave)
    
1)Kain silang polos  :
a. Kain mori (Cambric), ada tiga macam, yaitu  :
-  Cambric biru
-  Cambric prima
-  Cambric primisima 

b.Kain voile, ada tiga macam, yaitu  :
- Voile asli (full voile)
- Voilet (half voile)
- Voile tiruan (imitation voile)

c.Shirting / sheeting.

d.Poplin dan sebagainya.
- Kain silang keper, contohnya  : jean, denim, gabardine, dan lain-lain.
-   Kain silang satin , contohnya  : satin, damast, dan lain-lain

A. Barang Sudah Jadi
Istilah “sudah jadi” yaitu  :
Dipotong-potong dalam bentuk lain daripada bentuk bujur sangkar atau persegi panjang, misalnya pola-pola pakaian dari bahan tekstil.
Diproduksi dalam keadaan sempurna, siap untuk dipakai, misalnya lap debu, handuk, taplak meja, selendang, dan sebagainya.
Dikelim atau digulung pinggirnya atau dengan jumbai-jumbai yang diberi simpul pada tiap pinggirnya, misalnya sapu tangan yang pinggirnya digulung dan taplak meja yang jumbainya disirat.
Dipotong menurut ukuran tertentu dan diterawang. Hal ini meliputi barang-barang yang diperoleh dengan menarik benang  pakan atau benang lusi tertentu setelah ditenun. Setelah dikerjakan lebih lanjut ( misalnya disulam) kebanyakan dipakai untuk membuat  pakaian dalam wanita yang halus., taplak meja, serta seprai yang halus.
Dipersatukan dengan jalan menjahitnya, merekatnya atau dengan cara lain. Barang-barang ini jenisnya banyak sekali meliputi antara lain pakaian dan pakaian dalam.
Dirajut atau dikait menjadi satu bentuk.    
         
B. Pemeriksaan tenunan
Pada pemeriksaan dilakukan tahapan sebagai berikut :
- Tenunan diletakkan diatas tangan dan dilihat mempunyai kilat atau tidak 
- Tenunan dipegang kearah sinar untuk mengetahuai apakah serat atau benang rata atau tidak. Sebagai contoh bila tidak rata jenis linen.
-  Tenunan diraba dengan tangan untuk mengetahui apakah kaku, lemas, licin, kasar dan sebagainya (kaku yaitu linen, hennep : lemas sutera buatan).
- Mungkin juga, menurut kasarnya tenunan itu terdiri dari linen, hennep dicampur dengan kapas dapat dipakai tinta yang diteteskan dan jika tinta itu mengalir pada lusi atau pakan pasti bagian linnen cepat mengisap air. 

C. Penyempurnaan Tenunan :
-  Tenunan yang telah siap dari mesin tenun selalu  di kerjakan dulu sebelum disiapkan untuk dijual. Tenunan itu ada yang benangnya yang sudah dikelantang atau belum, terutama benang dari  serat tumbuhan, tenunan yang belum dikelantang biasanya berwarna kuning muda.

Contohnya ialah kain  blacu.
Tenunan yang telah dikelantang berwarna putih susu. Setelah dikelantang atau tak dikelantang seperti blacu disiapkan untuk dijual dan dengan cara bermacam-macam, misalnya tenunan itu dilipat dengan cara tertentu. Permukaan dari tenunan itu setelah dilipat di sebut heading  (kepala). 

Diatas heading dicetak nama tenunannya. Pabriknya lebar dan panjang yang di catat dalam ukuran Yard 0,194 m dan Inch 0,025 m dan Yard  36 inchi. Juga sering  kali atas heading diberi tanda garis dengan warna cokelat, merah, kuning  emas. Ada juga heading diberi garis tipis atau garis tebal. Mengenai tenunan Cambrics sering diatas kiri dari garis ini diberi nomor 16 -24-30.

Cambric dipakai untuk kain batik. 
- Jika tenunannya dikelantang sering diisi dengan  kapur atau tali, oleh karena tidak dibubuhi kanji, orang tidak mau beli. Pengolahan tersebut diatas disebut appreteren, apret-olahan. Olahan yang termasuk appreteren ialah mengelantang mencukur, membersihkan dan sebagainya. 

Pendeknya semua olahan untuk menyiapkan barang untuk dijual. Mengenai appretur (olahan) dari tenuan laken bermacam-macam, oleh karena itu tenunan laken sangat mahal. Laken ialah tenunan yang dibuat dari wol biasanya ada yang tidak dikelantang (unbleached), ada yang dicat, dikelantang, dicetak ditenun dengan benang warna, misalnya lurik. Kain tenun dicat, artinya tenunan itu diwarnai secara celupan.

- Jika tenunan itu dicetak, cetakan itu selalu terjadi dengan cetakan tangan atau mesin. Kalau cetakan tangan capnya dibuat dari kayu, dimana lukisannya diukir. Jika cetakannya secara mesin, cetakan itu dari selinder cetak, yang lukisannya juga diukir. 

Jika dalam lukisannya  3 warna, tentu tenunan itu harus dicetak 3 kali, tiap kali  dengan warna tersendiri dan gilingan yang berlainan. Jika tenunan itu dicetak, maka mudah mengetahuinya karena sebelah (permukaan) atas lukisannya dicetask lebih terang dari pada belakangnya  dan tempat dimana benang pakan dan lusi bersilang catnya tidak meresap.

Mungkin juga tenunan itu dicetak dengan satu warna  pada satu pihak atau kedua pihak. Dalam hal ini muka dan belakang dari tenunan itu sama, tetapi jika periksa titik silangnya, ternyata bahwa pemberian  warna ini tidak  secara celupan tetapi secara cetakan, sebab titik silang dari benang pakan dan benang lusi tidak dapat dimasuki cat.

Tenunan yang dicat secara celupan lebih mahal dari  yang dicat secara cetakan.  yang berwarna satu yang dibuat dari benang lusi dan pakan yang telah dicat. Dalam hal ini titik silangnya tidak dijumpai lagi dan rupanya tenunan ini serupa dengan tenunan yang dicelup.

Tenunan yang berwarna satu yang terdiri dari benang lungsin dan benang pakan yang telah diwarnai, tidak banyak dibuat, sebab tidak ekonomis. Kain lurik ialah tenunan yang selalu terdiri dari benang yang beraneka warna.

4.)   Jenis kain 
A.  Shirting
Kain putih seperti cambrics dan sering dinamai long cloth. Lebar shirting rata-rata setinggi-tingginya. 38” tetapi lipatannya lebih dari pada cambrics.

Cambrics lebar lipatannya  ± 1/4  X lebar asli, sedang lebar lipatan (blok) shirting hampir sama dengan lebar sekali. Sering cambrics dan shirting menimbulkan kesulitan, sebab ada kain putih semacam cambrics dan shirting dan dalam factur dari pabrik dinyatakan sebagai jenis barang  “cambrics-shirting”.

Ketentuan untuk menetapkan jenisnya sebagai berikut :
Jika diragukan apakah kain putih harus digolongkan sebagai cambrics atau shirting, maka lebarnya menentukan jenisnya. Jika lebar 38” s/d 42” barang itu digolongkan sebagai cambrics, sedangkan  bila lebarnya kurang dari 38” barangnya termasuk shirting. 

B.  Voile
Ada 3 macam Voile yaitu:
1. Voile asli (full volie) yang berasal dari Zwitserland, Amerika dan lain-lain Negara. Voile asli ialah baik benang lusi maupun benang pakan dibuat    dari benang yang disering   atau 2 benang yang dipintal.
2. Voilet (half voile). Voilet (half voile = setemgah voile) hanya pakan atau lungsinnya yang sering .
3. Voile tiruan (imitation voile).
Voile tiruan : hanya rupanya saja sebagai Voile, tapi benang pakan dan benang lungsinnya tidak disering sama sekali, hanya terdiri dari satu benang yang dipintal kuat.

C.   Silang kaper
Silang keper urut dari silang dirubah, jadi tidak seperti silang polos yang dimaksud di atas Urutan sekarang yang sederhana ialah  : suatu benang lusi letaknya diatas suatu benang pakan dan sesudahnya dibawah 2 atau lebih benang pakan atau satu benang pakan letaknya di bawah satu benang lungsin dan sesudahnya di atas 2 atau lebih benang lungsin.

Contohnya ialah silang kepar yang sangat sederhana  yang di sebut Jeans. Harus diperhatikan dalam silang ini ialah diagonal yang muncul dalam lungsinnya. Tenunan jeans termasuk dalam golongan kepar silang 3. Jeans juga termasuk dalam silang kepar yang di sebut drilling, tetapi benang dari jeans tidak begitu tebal seperti benang dari drill. Keistimewaan dari benang kepar  adalah sebelah muka dan belakang berlainan. Hanya ada satu silang kepar yang muka dan belakanganya sama ialah kepar yang di sebut twill.

1.  Anyaman Keper
Nama lain dari anyaman keper yang banyak digunakan, yaitu :
-   Twill (USA)
-   Drill (Inggris)
-   Koper (Jerman)
    
Ciri-ciri atau karakteristik anyaman keper yaitu sbb:
-   Anyaman keper adalah anyaman dasar yang kedua
-  Pada permukaan kain terlihat garis miring atau ripe miring yang tidak putus-putus, pada keper ada yang disebut dengan keper kiri dan keper kanan, keper pakan dan keper lusi
-  Garis miring membentuk sudut 45 0  terhadap garis horizontal
-   Appearance kain pada permukaan atas dan bawah berlainan
-  Pengaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakan garis miring
- Besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan tetal pakan
-  Dalam kondisi yang sama (factor lainnya sama), kekuantan kain dengan anyaman polos lebih besar daripada kekuatan kaindengan anyaman keper.

2.  Defleksi
Pada kain tenun dengan anyaman keeper, float benang yang membentuk garis keeper akan menunjukkkan kecenderungan untuk merubah bentuk, dari bentuk lurus ke bentuk belok pada ujung-ujungnya. Perubahan bentuk ini akan tampak jika float dilihat dengan bantuan kaca pembesar atau loop. Selanjutnya perubahan bentuk ini disebut “Defleksi”.

Apabila float terdiri dari benang dengan putaran S, maka defleksinya akan sesuai dengan bentuk huruf S. Demikian pula float yang terdiri dari benang dengan putaran Z, defleksinya akan sesuai dengan bentuk huruf Z.

Tetal benang dalam anyaman keeper
Tetal maksimum ( firm setting ) dalam kain akan mengakibatkan setiap silangan pakan mengurangi banyaknya lusi sebesar  ± ­­ l diameter pakan (dp). Sehingga apabila dalam 1 raport anyaman terdapat   l  =  8  maka tetal tetal lusi berkurang sebanyak 8 dp dari tetal maksimum diluar kain.

Pada kain biasa, umumnya terdapat perbedaan antara tetal lusi dengan tetal pakan. Tergantung benang mana yang akan ditonjolkan pada permukaan kain, maka benang yang harus menonjol tersebut diberi tetal yang lebih tinggi.
Data Percobaan :
Anyaman keper   3 \ 1                                 
 Contoh anyaman :



X
X
X

X
X
X
X

X
X
X

X
X
X
X

X
X
X

X
X
X
X

X
X
X


X
X
X

X
X
X
X

X
X
X

X
X
X
X

X
X
X

X
X
X
X

X
X
X


a.) Silang satin 

Twill : tenunan twill mempunyai silang kepar kembar.


b.) T u l e
Kalau tule dibuat dari sutera asli, sutera tiruan, wol atau nilon, bukan dari kapas, tule ini dianggap sebagai  klambutule.   Dalam pemasukan tule, pertama yang harus kita periksa ialah bahan dari mana barang itu dibuat.  Kalau benangnya  itu terbuat dari kapas maka mungkin tule ini adalah Klambutule. 

c.) Beludru, Pluche
Bulu beludru pendek, sedangkan Pluche panjang dan pluche biasanya dari wol. Cara pembuatannya :
Disediakan dulu tenunan dasar dari kapas yang agak  jarang, kalau perlu bludru atau pluche dari wol harus memakai benang  wol tersendiri untuk membuat bulunya. Juga kalau bulunya dari sutera tiruan atau dari kapas. Biasanya benang yang diperlukan untuk membuat bulu  diwarnai.   Sekarang benang tersendiri yang diwarnai untuk ditenun dan disiapkan tersendiri secara teratur, tiap kali melewati lusi atau pakan dari tenunan dasar, diatas mana dipasang batang, logam yang tajam merupakan pisau yang panjang.   Kemudian pisau ini ditarik dari tenunan dasarnya, sehingga benang yang disisipkan itu putus.

d.)    Flanel 
Dalam perdagangan ada juga tenunan yang di sebut “  flannel” (atau kain panas), sebenarnya flannel boleh juga dianggap sebagai beludru tiruan seperti  peau de peche ialah beludru tiruan selalu setelah siap dibuat, dicukur dengan pisau atau api, sedangkan flanel tidak dicukur (serabutnya tidak sama panjang). Benang yang disebut chenille sama dengan benang beludru yang dipakai sebagai rumbai kap lampu. 
Kain ini sekarang dibuat dengan mesin dan orang Perancis yang menciptakan

mesin yang sulit ini bernama Jacguard. 

Gambarnya yang terjadi adalah 2 macam :
Sederhana saja seperti garis, bola titik, persegi panjang, dan sebagainya.
Lukisan yang bagus seperti bunga, daun, pemandangan dan sebagainya . 

 
Polytechnic Textile Bandung


8 komentar:

  1. permisi saya mau tanya kayu angin (usnea spp) seratnya bisa dibuat kain?

    BalasHapus
  2. Pada dasarnya semua jenis tumbuhan yang memiliki serat dapat dijadikan benang untuk selanjutnya di pintal menjadi kain, terkhusus untuk kayu angin atau yg memiliki nama latin usnea spp ini belum ada study pembuatan kain/garmen berbahan dasar kayu angin.
    Pemanfaatan kayu angin pada bidang tekstil saat ini hanya sebagai pewarna alami & antibakteri.

    BalasHapus
  3. Wahh bermanfaat banget. Makasih ya

    BalasHapus
  4. sy pengrajin topi,seandainya mau bikin topi seperti woll felting cowboy,tapi dari bahan kapuk,kira2 gimana caranya ya?barangkali bisa bantu...

    BalasHapus
  5. Baru tau ada banyak banget serat kain. Sangat bermanfaat sekali infonya, terimakasih

    https://kulitmanggisku.com/

    BalasHapus

Terimakasih sudah membaca,
Kritik & saran yang membangun sangat kami hargai.