THREAD CONSUMTION


Benang dibangun dari serat-serat yang dipintal menjadi panjang, dalam industri manufaktur terutama garmen tentu sudah tidak asing dengan benang.

Pentingnya Perhitungan Penggunaan Benang. 
Benang merupakan salah satu komponen penting untuk menjahit garmen maupun barang sandang lainnya, tetapi terkadang dalam hal pemanfaatannya benang sering tidak diperdulikan.

Padahal biaya dan penggunaan bahan baku merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan, tidak merencanakan dan memperhitungkan pemanfaatan benang merupakan penyebab sering banyaknya kekurangan benang ketika proses produksi berlangsung.

Sehingga dibutuhkan perencanaan dan perhitungan yang cermat agar benang di gunakan secara efisien.

Pemanfaatan benang yang di rencanakan serta dengan perhitungan yang cermat dapat menghemat pengeluaran biaya dan efisiensi bahan baku benang. 

Faktor-gfaktor yang mempengaruhi konsumsi benang
Perhitungan pemanfaatan benang merupakan kunci dalam pengendalian dalam penggunaan benang pada saat menjahit, untuk dapat mencapainya terlebih dahulu harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada tingkat konsumsi benang pada produk yang dijahit.

Faktor-faktor tersebut adalah jenis jahitan, ketebalan material, jumlah lapisan, konstruksi dan SPI (jahitan per inci) dan panjang jahitan.
Menghitung konsumsi benang secara umum dapat dilakukan dengan cara menganalisa detail jahitan barang, mulai dari  :
1. Jenis jahitan dan jenis mesin.
2. Ketebalan material.
3. Jumlah lapisan.
4. Konstruksi dan SPI (jahitan per inci) dan
5. Panjang jahitan.

Membuat Laporan Konsumsi Benang
Setelah detail jahitan barang sudah diketahui diatas, tahap selanjutnya adalah menyalin informasi detail jahitan tersebut di masukan kedalam bentuk laporan yang bertujuan untuk memudahkan dalam proses analisa konsumsi pemanfaatan benang.

Alat untuk menghitung konsumsi Benang
Berikut langkah-langkah analisa perhitungan konsumsi benang sebagai berikut:

A. Siapkan Metline
Metline (Pita ukur) digunakan untuk mengukur panjang jahitan garmen, sehingga kita dapat mengetahui panjang atau konsumsi benang jahitan.

Pengukuran dengan menggunakan metline ini harus mengikuti bentuk (Shape) artinya jika bentuk jahitan melingkar atau memiliki sudut maka pengukuran metline juga harus mengikuti bentuknya tersebut. 

B. Siapkan kalkulator
Kalkulator digunakan untuk memudahkan dalam menghitung hasil pengukuran pada poin (A) diatas.

C. Ukur panjang jahitan
Pengukuran panjang jahitan bertujuan untuk mengetahui panjang aktual jahitan, proses pengukuran ini sama saja seperti mengukur size spech garmen oleh seorang Quality Control.  

Cara pengukuran adalah harus mengikuti bentuk garmen, tujuannya adalah agar panjang ukuran yang didapat lebih akurat, sehingga perhitungan konsumsi benang sesuai dengan penggunaan aktual.
    
D. Breakdown proses untuk menganalisa konsumsi benang :

1. Process : Breakdown process adalah langkah awal yang harus terlebih dahulu dilakukan, tujuannya adalah agar dapat mengetahui alur proses jahitan dari awal sampai akhir serta dapat mengetahui konsumsi benang setiap prosesnya.

2. Machine type : Analisa jenis mesin yang digunakan untuk mengerjakan per masing-masing proses.

3. Seam allowance : Mengukur panjang jahitan (lihat Poin C diatas).

4. Frequency : Jumlah proses yang sama contoh : 

Gambar 1

1. Berdasarkan gambar gambar 1 diatas bagian "1.Plaket"  memiliki 2 frequensi penjahitan, artinya dalam 1 baju garmen terdapat 2 komponen/bagian yang harus di jahit yaitu komponen plaket bagian kanan + komponen plaket bagian kiri, sehingga frekuensi penjahitan proses plaket ada 2x.

2. Berdasarkan gambar gambar 1 diatas bagian "2.Heming" hanya memiliki 1 (sekali) frequensi penjahitan, 
artinya dalam 1 baju garmen bagian heming hanya terdapat 1 komponen/bagian yang harus dijahit.
Hal tersebut karena bagian heming adalah proses membuat lipatan di bagian bawah badan saja, sehingga  hanya terdapat 1 komponen badan yang dijahit, maka frekuensi penjahitannya hanya 1x.

5. Total seam Length: Panjang jahitan total. Panjang jahitan secara keseluruhan (perkalihan Nomer 3 x 4 diatas)

6. Ratio : Panjang benang dalam 1 cm per jenis mesin (standard).
Catatan: Panjang benang setiap jenis mesin berbeda-beda.

7. Thread Length Requirement : Total panjang benang sesuai dengan permintaan (Total seam length (5) x Ratio (6)).

8. Stitch Ratio (Nomer 6 & 8: Standard panjang jahitan per jenis mesin.
Panjang benang dalam jahitan dapat diketahui dengan cara membuka jahitan dan mengukur panjang jahitan aktualnya (inch/cm). 

Cara mengetahui panjang benang dalam jahitan:
8.1 Tentukan jenis mesin yang akan diukur panjang jahitannya.
8.2 Ukurlah jahitan dan tandai per 1 inch/cm.
8.3 Buka (Dedel) jahitannya.
8.4 Ukur, dalam 1 inc/cm berapakah panjang aktual benang.
8.5 Hasil pengukuran merupakan standard panjang benang per jenis mesin yang di analisa.
8.6 Lakukan langkah-langkah diatas untuk jenis mesin yang lainnya.
Catatan: Panjang benang setiap jenis mesin berbeda-beda.

Gambar 2

Gambar 2 diatas merupakan contoh laporan penggunaan benang di setiap prosesnya dalam 1 garmen.

Laporan penggunakan benang diatas dapat memudahkan untuk menghitung jumlah pemanfaatan benang dalam 1 garmen maupun keseluruhan order produksi.  

Gambar 3

Gambar 3 diatas merupakan contoh konsumsi benang dalam 1 inch per jenis mesinnya, seperti yang sudah di bahas diatas, konsumsi benang setiap mesin berbeda-beda.
Sehingga dalam perhitungan konsumsi benang setiap proses harus di hitung sesuai dengan jenis mesin yang digunakan. 

Contoh  perhitungan benang
Gambar 4

Catatan : "Tipe manual" berwarna biru tidak dihitung karena bukan proses menjahit/tidak menggunakan benang.

  • Total konsumsi benang semua proses (1 baju) adalah 3312 cm.
  • Total konsumsi benang semua proses (1 baju) dalam 1 meter + allowance 15% adalah 3312/100 x 15% = 38 Meter.
  • Total konsumsi benang semua proses (1 baju) dalam 1 yard adalah 38 x 1.09361 = 42 Yards.
  • Note : 1 meter = 1.09361 Yards.
  • Total konsumsi benang semua proses (1 baju) dalam 1 cones adalah 38 / 5000 = 0.00762 Cones.
  • Note : 1 cones = 5000 yds/  1 cones elastic = 1600 yds.
  • Total konsumsi 5168 pcs baju adalah 5168 X  0.00762 = 39 Cones.

Allowance merupakan kelonggaran atau spare yang masih dianggap wajar dan masih diizinkan, pemberian allowance secara umum pada kisaran 10% hingga 15%.  

Allowance bertujuan untuk menghindari kekurangan benang karena adanya penggunaan yang tidak terencana, karena dalam aktualisasinya tidak 100% pemanfaatan benang bisa digunakan secara maksimal dalam hal ini bisa disebut dengan pemborosan. 

Pemborosan ini terjadi karena kondisi tidak terduga seperti : kerusakan benang, benang untuk pengisian bobin/sekoci, rework barang dan lain lain.